Tuesday, July 26, 2005

ketiga (....)

Terimakasih Tuhan, hari ini diberi lagi kesempatan untuk memperoleh kabar gembira sekaligus mengagetkan. Aku dipanggil interview. Semua orang menyarankan aku untuk datang memenuhi panggilan tersebut. NGO internasional! Siapa yang tidak tergiur dengan jabatan yang ditawarkan?

Aku ini adalah manusia tolol tampaknya Tuhan, yang begitu ketakutan untuk mencoba –bahkan hanya sekedar untuk interview- . aku mencari-cari pembelaan diri untuk tidak mencoba. Aku berusaha menujukkan kepahlawanan bahwa aku sudah memilih. Padahal aku tuh ketakutan setengah mati untuk berbicara bahasa inggris dan bercerita mengenai microfinancing. Aku tidak tahu apa sih yang ada didiri ini sehingga pantas untuk dibanggakan?

Seperjalanan pekan ini, kurasakan kekosongan teramat sangat. Kehilangan keponakan-keponakan –karena kedua orang tuanya yang lebih berhak-. Ketakutan kehilangan seorang sahabat karena mencari pekerjaan yang lebih baik –dan itu memang hak dia!-.

Aku ini manusia egois Tuhan, yang tidak berani melepaskan ketergantungan dan kenyamaan dan keamanan. Aku tidak bisa membiarkan orang-orang terbang dengan bebasnya mencari kenyamanan dan keamanan sendiri bagi diri mereka.

Terlalu banyak justifikasi aku buat Tuhan untuk membenarkan segala tindakan. Sehingga aku menjadi bingung sendiri, inikah yang aku mau? (atau aku harus beli sprite untuk yakin, ini loh yang gue mau!).

Terimakasih Tuhan untuk kesempatan , kebahagiaan, dan kesedihan yang ada buat seorang aku. Sangat besar kasihMu kepadaku. Aku rindu padaMu Tuhan. Sangat rindu….-tiada kata justifikasi mengalir untuk mengatakan mengapa kerinduan ini menjadi sangat besar dan semakin membesar setiap waktunya-

Saturday, July 23, 2005

kedua (cari...)

Aku mencari Tuhan tidak seteliti dan seniat Tuhan mencari aku
Aku merindukan Tuhan tidak sedalam kerinduan Tuhan akan aku
Keinginan Tuhan membuat ikatan akan aku tidaksekuat diriku

Berjuta alasan pasti mengalir ketika teriakan rindu Tuhan menggaung dari banyak orang yang muncul disekitar ku.
Tiada waktu tersedia dan segala kepentingan duniawi lebih terutama ketimbang duduk terpekur menyadari kasih yang ada dariNya.

Tuhan terus mencari aku dan tiada lelah menunggu ku dipengkolan saat aku kesasar dari jalan sebenarnya.
Aku hanya menoleh lantas lanjut lagi berjalan dalam gelap yang tak pasti
ketika aku letih, selayaknya anak kecil, aku menangis berteriak ketakutan menyebut namaNya “Jangan tinggalkan aku….!”

Aku diberi sekali lagi kesempatan untuk bertemu dengan Nya
Aku selalu diberi kesempatan
Tiada jenuh Tuhan menunggu dan memanggil melalui banyak sekali messangernya tetapi aku terus hidup dalam keduniawian yang menuntut memperkaya diri setiap saat….

“berserahlah nak, sudah saatnya ….kamu sudah cukup tua untuk bertahan dengan prinsip kehidupanmu yang kaku,…cukup tua untuk bimbang dan berada dipersimpangan, sudah saatnya kamu memilih nak, saatnya berjalan dengan tenang menuju kerumah. Pulang lah nak,…pulang dalam kedamaian. Kesempatan sudah banyak kuberikan dengan pilihan menjadi bagiannya.Mengapa kasihmu hanya seperti itu? Mengapa kealpaanmu menjadi alasan dalam segenap hidupmu nak untuk melupakan kerinduanKu? Tiada yang dapat mengukur kasihKu padamu. Kamu tidak dapat membayarnya dengan apa-apa selain kedatanganmu dengan hati dan bukan dengan kekosongan. Pulang nak…jalan itu sudah saatnya kamu pilih dan tetapkan hati. Jangan lagi mencari. Aku sangat rindu….Berserah dan berpasrah. Biarkan akal budi dan kehendak bebasmu yang menentukan. Biarkan semuanya berjalan seperti seharusnya. Jangan lagi mendikte nak. Kamu telah capek….”

Seolah aku mendengar suaraNya. Aku pun rindu. Tetapi aku bertopeng untuk menolak kerinduan ini. Aku berdalih untuk tidak hadir memenuhi undanganNya.
Maafkan aku ,….ternyata kasihku kepadaMu yang segitu saja!!!


(ketika seorang chandra menyadarkan ku akan kealpaan dan kebohonganku…)

Thursday, July 07, 2005

Pertama (dimulai lagi, start...)

Dalam seminggu ini, gue udah mengalami tiga kali penolakan. Bayangkan!!!
Pertama, ditolak kerja tanpa penjelasan apa-apa - menurut gue sih ini masih mending krn biasanya nggak pernah tuh ada penjelasan apakah gue diterima atau gak, apakah CV gue berhasil menembus ribuan email yang masuk apa nggak-.

Kedua, gue ditolak Citibank credit card. Karena gue kerja di Yayasan yang nggak bisa menjamin apakah utang-utang credit card bisa dibayar atau gak. Gue juga bilang, kalo gue tuh punya credit card yang laen, tapi mereka nggak peduli, dan bilang itu bukan referensi. Yah apa boleh buat deh...
GUe juga butuh credit card cuma sekitar 50 rebu sebulan, soalnya kalo udah masuk itungan jutaan -seperti saat ini sedang menimpa gue karena beli Handycam-, gue bisa stresssssssss untuk nyari2 duit bayarnya. Berarti, gue kan menguntungkan banget yah, biaya tahunannya gue pasti bayar tanpa mengicipi kegunaannya.

Penolakan yang ketiga nih yang bikin gue kayak cacing kepanasan dan bengong-bengong nggak jelas kayak gini, kayak sekarang ini, detik ini, dan lantas mutusin ngetik2 blog.
Perasaan gue ditolak.....!!!!!!



-------(nggak ada orang yang bisa mirip satu dengan yang lain, nggak ada rasa yang bisa disamakan satu dengan yang lain, kadang orang membuat batasan dengan istilah, membuat perasaan menjadi terkotak-kotak nggak jelas, silsilah , norma, itu yang menjadi ukuran pola berpikir. silahkan deh bermain-main dengan batasan dan istilah serta silsilah, gue mah pengen hidup dengan diri gue sendiri aja.......beautiful mind........,)


Monday, July 04, 2005

ketiga belas (usai...selesai...)

jika kedekatan ada, semakin dekat dan semakin dekat , dekat sekali....
saatnya sebenarnya mengucapkan selamat tinggal dan berlalu sendiri
membiarkan semuanya berlaku dalam kenangan dan mimpi

kedekatan membuat nyaman
tetapi jika ketakutan lebih masuk dan meresap layaknya masakan
kenapa kita memaksakan dalam kebersamaan?

aku ingin berkata dan berteriak
semua orang lebih bahagia, lebih nyaman, lebih lepas, dan bebas
tanpa kedekatan dengan manusia seperti aku

jadi buat apa memaksakan kebahagiaan aku
jika semuanya semu

bangun
bangun dari mimpi

bersiap
siap
mengucapkan
selamat tinggal
dan angkat ransel
untuk kemudian kita lari lagiiiiii


-------------------